Proyeksi Perekonomian Indonesia Pasca Perubahan Kepemimpinan Amerika Serikat
Abstract
Amerika Serikat (AS) diharapkan dapat kembali menjadi aktor utama politik dunia dibawah kepemimpinan Presiden Joe Biden. Hal ini dikarenakan pada masa kepemimpinan Presiden Donald Trump, AS mengambil arah kebijakan luar negeri unilateralisme sehingga AS sering terlibat perselisihan dengan sekutu-sekutu AS. Dibawah kepemimpinan Biden, AS mengambil arah kebijakan luar negeri multilateralisme yang menekankan pada diplomasi. Sehingga harapan untuk meningkatkan potensi kerja sama Indonesia-AS akan semakin banyak, seperti penguatan nilai mata rupiah, peningkatan investasi di sektor ekonomi, industri alat kesehatan, dan sektor pertahanan. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis upaya-upaya antisipatif terhadap dampak perubahan kebijakan ekonomi yang akan diterapkan dan proyeksi perekonomian Indonesia pada era kepemimpinan Biden melalui Focus Group Discussion (FGD). Analisis dilakukan secara substansial dan fokus pada masukan mengenai perubahan kebijakan yang berdampak terhadap prospek pertumbuhan dan pemulihan ekonomi Indonesia ke depan. Hasil kajian ini merekomendasikan bahwa pemerintah Indonesia perlu meningkatkan kerjasama bilateral, transfer teknologi, kebijakan intellectual property rights (IPR), dan crude palm oil (CPO), serta mengantisipasi tingkat suku bunga the Fed. Langkah-langkah antisipatif terhadap implementasi proses produksi industri, investasi dan ekspor yang memperhatikan unsur-unsur HAM, demokrasi dan lingkungan serta memperbaiki iklim usaha secara konsisten dan insentif terhadap Limited Trade Deal (LTD) antara RI-AS juga perlu menjadi perhatian.