Gangguan Mental Emosional pada Pelajar SMP di Bekasi pada Masa Pandemi Covid-19 dan Potensial Dampaknya terhadap Ketahanan Keluarga
Abstract
Pendemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak bulan April tahun 2020, mengkondisikan Pemerintah menetapkan kebijakan pembelajaran dalam jaringan (daring) pada semua jenjang pendidikan. Adaptasi budaya baru belajar di rumah tanpa kehadiran guru secara fisik, bagi siswa sekolah menengah pertama (SMP) yang memasuki usia remaja, menjadi tantangan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengkaji faktor penentu yang menyebabkan gangguan mental emosional (GME) pada remaja SMP di masa pandemi Covid-19, dan potensial dampaknya terhadap ketahanan nasional bidang sosial budaya. Penelitian dilakukan pada pelajar SMP di Bekasi pada bulan Mei - Agustus 2020, dengan pendekatan kuantitatif dan kualitataif, menggunakan rancangan cross sectional. Sampel sebesar 95 siswa diambil secara purposive, GME diukur menggunakan instrument strength and difficulties questionaire (SDQ). Analisis data diskriptif dengan person chi square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan 40 % siswa mengalami GME. Variabel yang dominan menyebabkan GME adalah pola asuh dari orang tua. GME yang tidak tertangani potensial berdampak pada ketahanan keluarga bidang sosial budaya, diantaranya perilaku bullying dan intoleransi.