Medan Geopolitik Baru 5.0 Pasca Covid-19
Abstract
Dampak dari pandemi COVID-19 telah mengubah tatanan politik baru dunia dengan munculnya beberapa kebijakan pemerintahan seperti penutupan total negara (lockdown). Kebijakan untuk menutup batas-batas geografis sebuah negara, yang membuat perihal kerja sama internasional menyebabkan munculnya paradoks, sehingga negara-negara dipaksa untuk kembali ke konsep negara masing-masing. Karena pandemi ini terjadi dalam jangka panjang, hal tersebut akan berdampak pada ketahanan nasional sebuah negara. Pandemi memaksa banyak pihak mengkalibrasi hubungan internasional, termasuk di dalamnya mengidentifikasi bagian mana yang membutuhkan kolaborasi internasional. Juga bagian mana yang sudah semestinya dikembalikan jadi bagian ketahanan nasional. Namun, di saat yang bersamaan dengan semakin besarnya pengaruh teknologi pada daya saing serta lalu lintas modal yang relatif sebuah negara, ketiadaan interaksi fisik cenderung mendisrupsi cara hidup termasuk geopolitik suatu negara. Respons kepemimpinan yang solid dengan visi yang jelas sangat
diperlukan untuk mengambil peluang agar bisa melewati krisis setelah pandemi ini menyambut new normal dengan bergerak menuju revolusi 5.0. Bergulirnya revolusi 5.0, menuntut negara-negara di dunia untuk bergerak dengan lebih cepat, mampu beradaptasi dan mengintegrasikan diri secara utuh dengan transformasi digital. Selain itu, juga didorong untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik, optimistis dan mempertahankan eksistensi agar dapat menciptakan negara maju serta berkembang,